MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
KELAS : X-TKJ 1
KETUA : TITO BASTIAN
ANGGOTA : A. YOGA SAPUTRA
DEWI SUKOWATI
FIKRI ADITYA DARMAWAN
Q. NAZWA AZAHRA
WINDI SELVIA
YADI
HERDIANA

SMKN 1 BOJONGPICUNG
2017-2018
Konsep seni sebagai imitasi
Berasal dari bahasa
inggris yaitu immitation yang artinya peniruan. Herawati dan iriaji (1997 : 8)
mengemukakan bahwa : “peniruan yang dimaksud disini adalah membuat bentuk baru
yang sama dengan bentuk asal ditiru. Konsep imitasi seni ini berasal dari
estetika plato yaitu mimesis yang artinya meniru alam.
Proses meniru merupakan
tahap awal sesorang dalam berkreasi seni. Dalam teori yang telah ijelaskan
diatas, alam merupan sarana atau model Dalam visualisasi kegiatan seni atau
pembeljaran dalam pendidikan seni itu sendiri.
Konsep seni, seni sebagai imitasi maksudnya bahwa
perkembangan seni merupakan bentuk tiruan yang ada di alam. Manusia berusaha
meniru semirip mungkin. Namun dalam perkembangan berikutnya anggapan ini
mengalami perubahan. Seniman menggambarkan fenomena alam ini tidak lagi
menggambarkan sesuatu yang mirip, namun sudah ada upaya perubahan, misalnya
dengan deformasi, abstraksi dan stilasi.
Konsep seni sebagai imitasi dalam Konsep Pendidikan
Seni ini maksudnya kegiatan meniru merupakan potensi natural yang dimiliki oleh
setiap orang, termasuk peserta didik. Kebiasaan ini memberikan manfaat kepada
siswa untuk melakukan pengulangan prilaku dalam merespon suatu objek
A, DEFORMASI
Teori Dasar Deformasi
Pada prinsipnya beban terhadap
benda terdeformasi (Deformable Body) adalah suatu gaya yang melakukan
aksi terhadap benda padat sehingga menyebabkan Causative Influences yang
menyebabkan terjadinya deformasi.
Apabila suatu benda mengalami deformasi
maka dapat dilakukan analisis dengan 2 macam cara, yaitu: Intrepretasi Fisik
dan Analisis Geometri. Intrepretasi Fisik adalah proses penerjemahan secara
fisis terhadap sifat materi yang mengalami deformasi tegangan (stress)
yang terjadi pada materi, hubungan fungsional antara beban dan deformasi yang
terjadi dimana sifat materi yang terdeformasi terdiri atas 2 macam, yaitu:
1. Rigid (Kaku) = Patah = Plastik.
2. Non-Rigid = Lentur = Elastik.
Deformasi adalah perubahan bentuk, posisi dan dimensi
dari suatu benda (Kuang, 1996). Sehingga berdasarkan definisi tersebut,
deformasi dapat diartikan sebagai perubahan kedudukan atau pergerakan suatu
titik pada suatu benda secara absolut maupun relatif (Ma’ruf, B., 2001).
Sehingga analisis deformasi adalah metodologi (hal-hal yang berkaitan metode)
untuk menentukan parameter-parameter deformasi. Ada 2 macam metode
pendekatan yaitu pendekatan geodetik dan pendekatan fisis. Ciri khas pendekatan
geodetik adalah penerapan konsep, sebagai berikut:
1. Pendekatan stokastik.
2. Penentuan posisi.
3. Kerangka referensi, sistem referensi,
kerangka koordinat dan sistem koordinat.
4. Kerangka dasar horisontal dan
vertikal dan bentuk geometri beserta ukuran lebih.
Adapun beberapa parameter-parameter deformasi , antara lain:
1.
Tegangan (Stress)
Tegangan adalah gaya (F) per luas permukaan (A) yang
diteruskan ke seluruh material melalui medan-medan gaya antar atom. Pada
umumnya arah tegangan miring terhadap luas A tempatnya bekerja dan dapat
diuraikan menjadi dua komponen, yaitu:
a) Tegangan Normal (Normal Stress),
tegak lurus terhadap luas A.
b) Tegangan Geser (Shear Stress),
bekerja pada bidang luas A atau yang sejajar dengan luas A.
2.
Regangan (Strain)
Perpindahan partikel suatu benda elastis selalu menimbulkan terjadinya
perubahan bentuk benda tersebut. Perubahan bentuk suatu benda elastik dikaitkan
dengan regangan, maka perubahan bentuk tersebut dipandang sebagai perubahan
bentuk yang kecil. Dalam sistem koordinat kartesian tiga dimensi, perpindahan
kecil partikel yang berubah bentuk diuraikan dalam komponen uX, uYdan
uZ yang masing-masing sejajar terhadap sumbu koordinat
kartesian X, Y dan Z.
3. Rotasi
Rotasi merupakan perubahan posisi materi tanpa mengalami perubahan bentuk
yang membentuk perubahan sudut terhadap koordinat acuan.
Deformasi (engineering)
Dalam ilmu material, deformasi adalah
perubahan bentuk atau ukuran objek diterapkan karena adanya gaya. Ini
bisa menjadi hasil dari tarik (menarik)
kekuatan, tekan (mendorong)
kekuatan, geser,membungkuk atau torsi (memutar).
Deformasi sering digambarkan sebagai strain.
Sebagai deformasi terjadi, internal antar-molekul
muncul kekuatan-kekuatan yang menentang gaya diterapkan. Jika gaya yang diberikan
tidak terlalu besar kekuatan-kekuatan ini mungkin cukup untuk diterapkan
sepenuhnya menolak kekuatan, yang memungkinkan objek untuk mengasumsikan
keadaan ekuilibrium baru dan kembali ke keadaan semula apabila beban
dihilangkan. Gaya diterapkan yang lebih besar dapat menyebabkan deformasi
permanen dari objek atau bahkan ke kegagalan
struktural.
Dalam gambar dapat
dilihat bahwa beban kompresi (ditandai dengan tanda panah) telah menyebabkan
deformasi dalam silinder sehingga
bentuk asli (garis putus-putus) telah diubah (cacat) menjadi satu dengan sisi
menonjol. Tonjolan sisi karena materi, walaupun cukup kuat untuk tidak retak
atau gagal, tidak cukup kuat untuk mendukung beban tanpa perubahan, sehingga
material dipaksa keluar lateral. Kekuatan internal (dalam kasus ini pada sudut
kanan deformasi) menahan beban diterapkan.
JENIS JENIS
DEFORMASI :
1.
DEFORMASI ELASTIS.
Jenis
deformasi secara reversible,Setelah pasukan tidak lagi diterapkan, objek
kembali ke bentuk aslinya. Elastomer dan memori bentuk logam
seperti Nitinol menunjukkan
rentang deformasi elastis besar Soft termoplastik dan
konvensional logam memiliki
rentang deformasi elastis moderat, sementara keramik, kristal, dan
keras plastik
termoseting hampir tidak mengalami deformasi elastis.
Deformasi elastis linear
diatur oleh hukum Hooke yang
menyatakan:
Mana diterapkan σ adalah stres, E adalah
material konstanta yang disebut Young's
modulus, dan ε adalah hasil ketegangan. Hubungan
ini hanya berlaku dalam rentang elastis dan menunjukkan bahwa kemiringan kurva
tegangan vs regangan dapat digunakan untuk menemukan Modulus Young. Insinyur
sering menggunakan perhitungan ini di tarik tes .Para rentang
elastis berakhir ketika bahan mencapai kekuatan
luluh.
2. Plastic deformasi
Jenis deformasi ini tidak
dapat dibalikkan. Namun, sebuah objek dalam kisaran deformasi plastik akan
terlebih dahulu telah mengalami deformasi elastis, yang reversibel, sehingga
objek akan kembali bagian cara untuk bentuk aslinya. Soft termoplastik memiliki
deformasi plastik agak besar berkisar lakukan ulet logam seperti tembaga, perak, dan emas.Steel tidak
juga, tapi bukan besi cor. Hard
termoseting plastik, karet, kristal, dan keramik memiliki rentang minimal
deformasi plastik. Satu bahan dengan kisaran deformasi plastik besar basah permen karet, yang
dapat ditarik puluhan kali panjang aslinya.
Bawah tegangan tarik deformasi
plastik dicirikan oleh pengerasan
regangan daerah dan penciutan wilayah
dan akhirnya, fraktur (juga disebut pecah). . Selama pengerasan regangan
material menjadi lebih kuat melalui gerakan dislokasi
atom. Penciutan fase yang ditandai oleh penurunan luas
penampang spesimen. Penciutan dimulai setelah Kekuatan Ultimate tercapai.
Selama penciutan, materi tidak dapat lagi menahan tekanan maksimum dan tekanan
pada spesimen meningkat dengan cepat. Deformasi plastik berakhir dengan fraktur
material.
B. ABSTRAKSI
Abstraksi
adalah tindakan menghindari peniruan obyek secara mentah atau apa adanya. Dalam
ensiklopedia nasional Indonesia (1990:29), abstraksi berasal dari kata Latin ab,
artinya dari, dan trahere yang berarti menarik. Selanjutnya
abstraksi didefinisikan sebagai “Suatu proses pemisahan aspek tertentu dari
objek secara keseluruhan dan hanya memusatkan perhatian pada satu aspek saja di
antara beberapa aspek yang ada. Proses ini menghasilkan suatu pengertian yang
bersifat umum dan universal”. Sedangkan menurut Mikke Susanto (2002:11)
abstraksi diartikan sebagai 1 proses atau perbuatan memisahkan; 2 proses
menyusun abstrak; 3 metode untuk mendapatkan pengertian melalui penyaringan
terhadap gejala atau peristiwa. Lebih lanjut disebutkan bahwa “dalam seni rupa,
proses ini untuk menangkap secara simpel dari sebuah obyek/peristiwa/gejala”.
C. STILASI
Stilasi
adalah mengubah bentuk asli dari sumber atau dengan melihat objek dari berbagai
arah dengan penggayaan dan dapat dibuat menjadi bermacam-macam bentuk baru yang
bersifat dekoratif namun ciri khas bentuk aslinya masih kelihatan.
Stilasi
ini dapat dilakukan untuk bentuk-bentuk geometris dan bentuk-bentuk naturalis
seperti stilasi bentuk segitiga, bentuk segi empat, bentuk lingkaran dan
sebagainya. Stilasi bentuk-bentuk alam seperti stilasi buah-buahan, stilasi
daun, stilasi bunga, stilasi manusia, sitilasi binatang, dan stilasi
bentuk-bentuk alam lainnya. Selain itu stilasi juga dapat dilakukan pada
berbagai ragam hias yang sudah ada baik ragam hias naturalis, geometris maupun
ragam hias dekoratif.
Tujuan merengga
adalah menciptakan dekorasi suatu benda sehingga benda tersebut terlihat lebih
indah dan menarik serta mengubah sifat permukaan benda menjadi lebih baik
dengan mutu benda yang meningkat.
Benda yang dapat distilasi yaitu:
a)
Benda Alam : Manusia, Hewan,
Tumbuh-tumbuhan
b)
Benda Buatan : Benda-benda yang dibuat dengan alat
mekanik yang berbentuk geometris.
Benda
alam seperti manusia, hewan dan tumbuhan adalah benda yang dapat
distilasi berupa bentuk utuh atau bagian-bagiannya. Mulai dari bentuk tatanan
rambut sampai ujung jari, demikian pula dengan hewan dan tumbuh-tumbuhan, dari
pucuk sampai akarnya. Bentuk-bentuk tersebut bisa didekoratif juga bisa
digambar seperti aslinya. Namun, jika bentuk-bentuk tersebut dibuat dengan gaya
yang unik dan lucu maka akan lebih menarik jika disesuaikan dengan penempatan
motif tersebut.
Benda buatan,
biasa dipakai yaitu benda dua dimensi seperti bulat,geometris dan bebas .
Variasi susunan paduan bentuknya, maka akan tampak motif buatan yang menarik.
1. Teknik Stilasi
1) Merengga
Teknik merengga dengan cara memberi gambar pada permukaan benda
yang dapat dilakukan dengan berbagai cara berbagai macam teknik menggambar
dengan tekstil yaitu: batik tulis, sablon, jumputan, printing.
2) Mengukir
Salah satu teknik merengga dengan cara mengukir permukaan benda dengan
menggunakan alat pahat atau benda tajam lainya. Biasanya benda yang dapat dibuat adalah perabot yang
terbuat dari kayu.
3) Mengkolase
Salah satu teknik merengga dengan cara menempelkan hiasan pada permukaan
benda dengan cara dijahit atau di lem.
4) Menyulam &
Membordir
Teknik merengga dengan cara menambah atau mengubah bagian-bagian dari
struktur benda dengan menggunakan perangkatnya.
5) Menggarnis
Teknik merengga yang diterapkan dalam bidang boga dengan materi berupa
bagian hidangan itu sendi atau bagian lainya yang menunjang, dalam bidang
busana disebut graniture. Tujuanya untuk mempermudah dan meningkatkan mutu
pakaiaan, biasanya berupa lipit-lipit jarum, renda dan lain.
2.
Cara menstilasi
- Menggambar
bentuk asli
dari beberapa arah pandangan
- Misalnya
tampak depan, tampak samping, belakang, bawah dan sebagainya
- Mencari
bagian lain yang akan mencari objek
- Menggambar objek
- Menggambar menurut dengan gaya sendiri